BERITA

Detail Berita

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA”TOGE” UNTUK MEMBANTU SISWA BELAJAR MATERI GEOMETRI RUANG KELAS XII SMA/MA

Jumat, 30 September 2022 17:26 WIB
64 |   -

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA”TOGE” UNTUK MEMBANTU SISWA BELAJAR SISWA BELAJAR MATERI GEOMETRI RUANG KELAS XII SMA/MA

 

Fatkurohman

SMA Negeri 1 Tidore Kepulauan

Jalan Jendral Ahmad Yani Kelurahan Indonesiana Kota Tidore K epulauan

Arthur.steven21@gmail.com

 

 

Abstrak. Penelitian  ini  bertujuan   untuk  mengembangkan  alat  peraga “TOGE”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research  and  Development  (R&D). Prosedur   pengembangan  mengikuti  prosedur Borg dan  Gall yang  dapat dilakukan dengan lebih  sederhana dengan  melibatkan 10 langkah utama. Karena keterbatasan waktu dan biaya penelitian dibatasi pada tujuh tahapan yaitu 1) Potensi dan masalah, 2) Pengumpulan data, 3)  Desain Produk, 4) Validasi desain,  5) Revisi desain, 6) Uji coba produk, 7) Revisi produk. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket, wawancara, dan observasi. Berdasarkan hasil analisis data, produk akhir yang   dihasilkan telah memenuhi kriteria sangat menarik dengan skor rata-rata dari  ahli media sebesar 87 %, ahli materi  sebesar  91,77%, guru matematika sebesar 94,29%, dan hasil  kemenarikan  peserta  didik  sebesar 94%. Sehingga dapat di simpulkan alat peraga kategori sangat menarik. Alat tersebut  sudah direvisi  berdasarkan  saran dari  validator. Hasil akhir  produk adalah  alat peraga “TOGE”  untuk  media   pembelajaran. Alat peraga ini mampu dibentuk menjadi bentuk bentuk bangun geometri ruang, yang lebih menarik, lebih efisien, dan efektif.

 

Kata Kunci. Alat   Peraga “TOGE”,   Belajar,   Geometri Ruang.

  1. Pendahuluan

Matematika adalah salah satu pelajaran yang terkesan sulit dan menakutkan bagi sebagian siswa. Anggapan tersebut mengakibatkan turunnya minat dan motivasi siswa dalam mempelajari matematika. Hal ini dapat mempengaruhi prestasi matematika siswa di sekolah. Menurut Ratini, Rumgayatri dan Siti mustaqimah (2001) dalam penelitiannya mengatakan kesulitan belajar matematika umumnya disebabkan karena sifat dari matematika yang memiliki obyek abstrak yang berseberangan dengan perkembangan anak.

Pelajaran matematika yang terkesan rumit dan menjadi momok ini bagi sebagian siswa merupakan salah satu kendala bagi siswa untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian diperlukan adanya kreativitas untuk menunjang minat dan motivasi siswa dalam belajar matematika.Salah satunya adalah dari sektor guru yang mana guru dituntut lebih kreatif dan aktif untuk membantu siswa dalam menanamkan konsep dan prinsip-prinsip matematika. Kreativitas ini dapat berupa penggunaan alat peraga untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan pembelajaran matematika.

Alat peraga matematika dapat diartikan sebagai seperangkat benda yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang  digunakan untuk membantu menanamkan prinsip dan konsep matematika secara efektif. Selain itu alat peraga juga merupakan media pembelajaran yang berfungsi membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari (Sugiyono,2011).

Dengan penggunaan alat peraga diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mempelajari matematika sehingga prestasi matematika siswa dapat lebih baik. Pokok bahasan matematika khususnya materi tentang geometri ruang dirasakan perlu penggunaan alat peraga. Alat peraga ini penting karena dapat membantu guru dalam penyampaian materi dan juga dapat membantu visual anak dalam belajar geometri ruang sehingga menghilangkan asumsi pada anak sehingga siswa menggemari matematika.

Berdasarkan hal yang telah dijelaskan diatas maka di butuhkan suatu alat peraga sederhana salah satunya yaitu “TOGE”. Dengan alat peraga ini siswa akan lebih mudah dalam belajar  bentuk bentuk geometri sehingga belajar materi geometri ruang jadi lebih mudah. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul. PENGEMBANGAN ALAT PERAGA TOGE UNTUK MEMBANTU SISWA BELAJAR MATERI GEOMETRI RUANG KELAS XII SMA/MA “. Tujuan penelitian ini adalah untu mngetahui kemenarikan dan langkah langkah pengembangan alat peraga “TOGE” untuk membantu siswa belajar materi geometri ruang.

 

2. Kajian Pustaka

2.1.  Alat Peraga

Media pembelajaran salah satunya alat peraga adalah sebagai alat bantu atau pelengkap yang dapat digunakan untuk membantu dalam memperlancar penyampaian konsep suatu pembelajaran kepada siswa.

Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara terjadinya proses belajar, dapat berwujud perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware). Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Alat peraga metematika adalah seperangkat benda konkrit yang dirancang, dibuat, atau dihimpun secara disengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika (Djoko Iswadji, 2003:1). Dengan alat peraga hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk model-model yang berupa benda konkrit yang dapat dilihat, dipegang, diputarbalikkan sehingga dapat lebih mudah dipahami. Fungsi utamanya adalah menurunkan keabstrakkan konsep sehingga siswa mampu menangkap arti konsep tersebut. Dalam belajar materi geometri ruang  siswa masih belajar dalam keadaan yang abstrak, sehingga guru harus memberikan pengajaran dengan menggunakan sesuatu yang mampu membantu l anak dalam melihat bangun ruang sehngga siswa menjadi lebih mudah belajar matematika khususnya materi geometri ruang.

  1.  

2.2. Belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan (Hamalik, 2008: 36).

Menurut Slameto (2003: 2-5), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian belajar mengandung tiga unsur pokok yaitu perubahan perilaku, pengalaman, dan lamanya waktu perubahan perilaku yang dimiliki oleh pembelajar. Perubahan perilaku yang dimaksud dapat berupa perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Gagne (1977:1979), perubahan perilaku berkaitan dengan apa yang dipelajari oleh pembelajar dalam bentuk kemahiran intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, kemahiran motorik, dan sikap Berdasarkan uraian beberapa pendapat di atas maka dapat dirumuskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku seseorang ke arah yang lebih baik. Perubahan ini terjadi karena adanya pengalaman dan bersifat relatif lama. Perubahan ini dapat berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan tingkah laku seseorang

  1.  

2.3. Geometri Ruang

Geometri menurut Bird (2002 : 142)  merupakkan bagian dari matematika yang membahas mengenai titik, garis, bidang, dan ruang. Geometri berhubungan dengan konsep-konsep abstrak yang diberi simbol-simbol. Beberapa konsep tersebut dibentuk dari beberapa unsur yang tidak didefinisikan menurut sistem deduktif. Geometri merupakan salah satu sistem dalam matematika yang diawali oleh sebuah konsep pangkal, yakni titik. Titik kemudian digunakan untuk membentuk garis dan garis akan menyusun sebuah bidang. Pada bidang akan dapat mengonstruksi macam-macam bangun datar dan segi banyak. Segi banyak kemudian dapat dipergunakan untuk menyusun bangun-bangun ruang.

Slamet Suyanto (2005 : 165) menyatakan bahwa geometri merupakan pengenalan bentuk luas, volume, dan area. Membangun konsep geometri pada anak dimulai dengan mengidentifikasi bentuk-bentuk, menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa, seperti segi empat, lingkaran, dan segitiga. Belajar konsep letak, seperti di bawah, di atas, kanan, kiri meletakkan dasar awal memahami geometri.

Konsep geometri berkaitan dengan ide-ide dasar yang selalu berkaitan dengan titik, garis, bidang, permukaan, dan ruang. Konsep geometri bersifat abstrak, namun konsep tersebut dapat diwujudkan melalui cara semi konkret ataupun konkret. Bangun geometri terbagi menjadi dua yaitu bangun datar dan bangun ruang. Bangun ruang yaitu bangun yang

mempunyai volume, contohnya adalah kubus, kerucut, tabung, bola, balok, dan lain-lain. Sedangkan bangun datar yaitu bangun geometri yang mempunyai sisi panjang dan luas, contohnya adalah segi empat, lingkaran, belah ketupat, persegi panjang, segi tiga, dan lain-lain.

 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa geometri merupakan suatu ilmu di dalam sistem matematika yang di dalamnya mempelajari garis, ruang, dan volume yang bersifat abstrak dan berkaitan satu sama lain, mempunyai garis dan titik sehingga menjadi sebuah simbol seperti bentuk persegi, segitiga, lingkaran, dan lain-lain.

3. Metode Penelitian

  1.  

3.1. Model dan Desain Penelitian

Model penelitian ini adalah Research and Development (R&D) atau penelitian pengembangan. Dimana desain penelitian pengembangan ini berdasarkan langkah langkah penelitian pengembangan menurut Borg and Goll. Dalam  penelitian pengembangan  dibutuhkan sepuluh  langkah pengembangan  untuk menghasilkan  produk  akhir yang  siap untuk diterapkan  dalam lembaga  pendidikan.  Tetapi, peneliti  membatasi  langkah-langkah penelitian  pengembangan dari  sepuluh langkah  menjadi  tujuh  langkah dikarenakan mengingat waktu yang tersedia dan biaya yang terbatas. Langkah langkah tersebut yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk,validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk.

  1.  

3.2. Waktu,Tempat, dan Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2018-2019 di SMA N 1 Tidore Kepulauan yang berada di Kecamatan Tidore Provinsi Maluku Utara. Subjek pengujian desain produk atau uji ahli dilakukan oleh 4 orang, 2 orang ahli media dan 2 orang ahli materi. Sedangkan, Subjek uji coba lapangan adalah siswa kelas XII SMAN 1 Tidore Kepulauan, untuk uji skala kecil 8 orang siswa dan 2 guru matematika, dan uji skala besar 20 orang siswa.

  1.  

3.3. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang diinginkan, dalam penelitian dan pengembangan ini menggunakan metode angket, wawancara dan observasi.

  1.  

3.4. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif. Data ini berupa masukan validaor pada tahap validasi, masukan dari ahli media,dan ahli materi, wawan,cara dan observasi, serta respon tanggapan guru matematika dan siswa.

Angket kebutuhan dalam penelitian dan pengembangan ini dianalisis dalam bentuk deskriptif kualitatif dengan penyajian data melalui pernyataan yang sesuai dengan aslinya tanpa ada perhitungan angka. Angket validasi  digunakan untuk  mengumpulkan data  mengenai kelayakan alat peraga di dalam materi. Dan desain alat peraga yang  dikembangkan. Angket validasi  diisi  oleh  validator dan  analisis data disajikan   dalam  bentuk  statik deskriptif dengan penyajian data berupa presentasi. Angket  tanggapan dalam  penelitian  dan pengembangan  ini diberikan  kepada guru mata pelajaran matematika dan siswa setelah dilakukan uji coba produk. Angket  tanggapan digunakan untuk mengumpulkan  data mengenai  tanggapan guru  terhadap alat peraga  yang dikembangkan dan siswa terhadap penyajian alat peraga. Angket  tanggapan berisi  pertanyaan dengan jawaban  semi terbuka. Angket  tanggapan  bersifat kualitatif  dan penyajian  data diperoleh  dari presentase dengan  menggunakan skala Likert  sebagai skala pengukuran. Skala  disusun  dalam  bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan tingkatan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan  respon skala  lima. Produk  dikatakan  berhasil  ketika  skor  penilaian terhadap  alat  peraga   pembelajaran  ini  telah  memenuhi  syarat   kelayakan  dengan tingkat kemenarikan dan kelayakan alat peraga

Tabel 1. Tingkat kevalidan dan kemenarikan Produk

Presentase

Kriteria

81% - 100%

Sangat Menarik

61% - 80%

Menarik

41% - 60%

Cukup Menarik

21% - 40%

Kurang Menarik

0% - 20%

Tidak  Menarik

 

 Adapun jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara otomatis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya,pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis garis besar permasalahan yang akan diatanyakan.Peneliti akan melakukan interview kepada guru mata pelajaran matematika untuk mendapatkan informasi awal tentang permasalahan pada objek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan apa yang harus diteliti.

Adapun jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi tidak terstruktur dimana penulis sebagai peneliti terlibat dan ikuit dengan kegiatan yang berlangsung,penulis juga tidak menggunakan lembar instrument seperti kisi-kisi dan  pedoman penelitian tentang apa yang akan diobservasi hanya berupa catatan saat dilapangan.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil utama dari  penelitian dan pengembangan ini  adalah sebuah alat  peraga “TOGE” (Tongkat Geometri). Pengumpulan informasi  dilakukan setelah menganalisis  permasalahan di  lapangan  dan   alat  yang  berpotensi  untuk   mengatasi  masalah   tersebut. Menurut  penulis,  pembuatan  alat  peraga  ini  di  nilai  efektif.  Data  dan informasi  mengenai  alat 

peraga “TOGE”   baik  dari jurnal  serta  pendapat-pendapat para  ahli dikumpulkan  dan  di  olah sehingga menghasilkan  produk alat peraga “TOGE”. Setelah   semua   alat   dan   bahan   pembuat   alat   peraga didapatkan, peneliti memulai proses perancangan.

Alat peraga “TOGE”  ini  didesain untuk di  gunakan seabagai  media pembelajaran  untuk  membantu siswa dalam belajar geometri ruang. Bentuk alat  peraga ini  didesain  dengan  bentuk berupa tongkat yang terbuat dari bambu yang berwarna warni,yang mampu di bongkar pasang dibentuk menjadi bangun bangun geometri ruang.

 

Gambar 1. Desain Alat Peraga “TOGE”

Hasil validasi ahli media, penilaian  mengenai   efisiensi  alat   peraga  mendapatkan  skor  sebesar   90%.  Aspek desain  alat peraga  mendapatkan skor sebesar 85%. Aspek ketahanan  alat  peraga  memperoleh skor  sebesar 85%. Aspek   estetika  alat   peraga   memperoleh   skor  sebesar   90 %.   Aspek keamanan   bagi  peserta   memperoleh  skor sebesar  85 %.  Rata-rata  dari  kelima  aspek  tersebut  sebesar  87 % yang berarti kategori sangat menarik. Hasil validasi ahli media disajikan pada diagram berikut :

 

 

 

Gambar 2. Diagram validasi ahli media

Hasil validasi ahli materi  diperoleh penilaian  alat peraga  sesuai kondisi  alat peraga  yang divalidasi. Penilaian  mengenai   keterkaitan alat peraga dengan bahan ajar mendapat skor 92%. Aspek keterkaitan alat peraga dengan materi memperoleh skor sebesar 90%. Aspek penyajian mendapat skor 93,3%. Rata-rata  dari  ketiga  aspek  tersebut  sebesar  91,77%. Yang berarti kategori sangat menarik. Hasil validasi ahli materi disajikan pada diagram berikut: 

 

 

Gambar 2. Diagram validasi ahli materi

Hasil penilaian guru matematika, keterkaitan alat peraga dengan bahan ajar 86%, keterkaitan alat peraga dengan materi 90%, penyajian 100%, efisiensi alat peraga 96,67%, desain alat peraga 95%, ketahanan alat peraga 90%, estetika alat peraga 96,67%, keamanan bagi siswa 100%. Rata-rata dari keseluruhan aspek 94,29%. Hasil penilaian guru matematika menunjukan alat peraga kategori sangat menarik.

 

Gambar 2. Diagram penilaian guru matematika

 

 

Berdasarkan tabel diatas pada uji coba skala kecil diperoleh respon peserta didik pada aspek kualitas isi memperoleh persentase respon 93,75%, tampilan media memperoleh persentase 92,5%, kualitas teknis memperoleh respon dengan persentase 92,5%, sehingga diperoleh rata rata 92,91% dengan demikian  alat peraga termasuk dalam kategori sangat menarik. Respon peserta didik disajikan pada tabel dibawah ini dengan warna merah menunjukan respon peserta didik uji skala kecil, dan warna hijau uji skala besar.

 

Gambar 2. Diagram respon peserta didik

5. Simpulan dan Saran

Berdasarkan data-data yang diperoleh dapat disimpulkan agar  siswa lebih mudah dalam belajar geometri ruang, guru bisa menggunakan alat peraga “TOGE” yang dikembangkan oleh peneliti. Tingkat kevalidan  untuk media  mendapatkan skor rata-rata sebasr  87% dan  materi sebesar   91,77%. Berdasarkan  persentase  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  alat peraga “TOGE”   untuk membantu belajar materi geometri ruang dinyatakan sangat menarik sehinga  dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Dilihat  dari  angket  tanggapan  peserta  didik, dan guru matematika. Guru matematika mendapat skor rata-rata 94,29% , dan tanggapan peserta didik  mendapatkan  skor rata-rata  sebesar 94%  dan  telah   mencapai  kriteria  sangat  menarik,  yang  artinya   alat peraga “TOGE”  sangat menarik atau layak untuk digunakan.

Pembuatan alat  peraga ini  masih  terdapat banyak  kekurangan baik  dari desain  alat maupun  materi  yang dicakup,  untuk pengembangan selanjutnya diharapkan lebih baik lagi secara keseluruhan. Bagi  sekolah,  sebaiknya   alat  peraga    ini   diperbanyak  guna meningkatkan kwalitas dan kreatifitas peserta didik. Bagi  peneliti,  harus  mengupas   lebih  dalam  lagi  mengenai  aspek-aspek perkembangan yang dapat dijelaskan oleh alat peraga  ini.

 

Daftar Pustaka

Djoko, Iswadji.2003.Pengembangan Media/Alat Peraga Matematika

Oemar Hamalik. 2004.Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara. Oemar

Slam Suyanto. 2005. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Yogyakarta :Hikayat Publishing.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

R.Gagne.1979.Psikologi Belajar

Sugiono, MetodePenelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, cetakan ke-16, 2015)

Widoyoko, Eko Putro. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian ,  (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar)

 


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini